Samstag, 8. September 2012

Sinopsis Arang and the Magistrate episode 8 part 1

 
Sinopsis Arang and the Magistrate episode 8 part 1




Perlahan, Eun Oh membuka matanya. Rasa sakit dibagian lengannya masih sangat terasa, terlebih saat mengetahui bahwa Arang belum juga diketemukan. Yang ada di otaknya saat ini hanya Arang. Ia pun menolak nasehat Dol Swi untuk memperhatikan keadaan tubuhnya sendiri. Tubuh Eun Oh masih belum benar-benar pulih, tapi ia bersiteguh untuk pergi mencari Arang.



Eun Oh sama sekali engga menghargai perhatian Dol Swi. Ia mengendarai kudanya dengan sesekali merintih karena luka dilengannya belum benar-benar pulih. Kuda itu menuju ke hulu sungai, ke tepi sungai besar di luar kota Miryang. Tempat dimana pertama kali, Joo Whal menemukan Arang. Apa jadinya kalau Eun Oh mengetahui bahwa Arang berada dalam penjagaan Joo Whal. Perang dunia ketiga, baby.


Kimchi couple. Arang and the Magistrate selalu punya moment romantisme yang unik, romance plus comedy. Dol Swi yang hendak mengejar Eun Oh, tanpa sengaja bertemu dengan Bang Wool. Pagi itu, Bang Wool membuka praktek peramalannya di pinggiran pasar. Seraya menunggu pelanggan, yang lebih tepatnya seraya mengisi waktu tanpa adanya pelanggan, Bang Wool mencicipi satu-satunya makanan yang tersisa. Semangkuk kecil kimchi.


Ia baru saja akan menikmati kimchi, tapi sepertinya wajah Dol Swi lebih sedap dinikmati ketimbang kimchi miliknya. Dol Swi pun tanpa ia sadari terpesona dengan wajah Bang Wool sepaket dengan kimchinya. Nah, now. The cupid memanah keduanya!!


Dol Swi menghampiri Bang Wool dan membersihkan bibir Bang Wool dari tetesan bumbu kimchi yang mengotori sisi bibir Bang Wool.


Keduanya sama-sama terkejut. Malu dengan apa yang baru saja ia lakukan, Dol Swi berlari secepatnya dan memaki dirinya sendiri karena sudah membiarkan jempol tangannya menyentuh penyihir seperti Bang Wool. 


Sesampainya di tempat tujuan, Eun Oh terjatuh dari kudanya karena ia terlalu tergesa-gesa ingin segera menemukan Arang. Seraya menahan sakit, Eun Oh menyusuri sisi sungai itu berharap menemukan sesuatu yang ia cari.


Beberapa petugas keamanan Miryang pun tengah menyisir sungai tersebut. Tapi, mereka engga mendapatkan apapun. Eun Oh mendesah, sebenarnya kemana dan ada dimana Arang saat ini.


Di sisi lain, Joo Whal sampai di kediamannya. Ia masih membiarkan Arang tertidur di bahunya. Agar engga membiarkan Arang terbangun, Joo Whal membawa Arang ke tempat yang lebih nyaman. Ia merebahkan tubuh Arang di kediamannnya.



Eun Oh kembali ke kediaman hakim tanpa membawa hasil apapun. Kedatangannya disambut oleh trio ahjusshi. Tiga buah gerobak berisi barang-barang yang ditemukan di kubangan tulang-tulang, menyita perhatian Eun Oh. Engga ada satu pun warga yang datang untuk sekedar mengecek, apakah barang-barang yang terdapat di gerobak itu adalah milik salah satu keluarga mereka atau bukan.



Trio Ahjusshi menjawab, bahwa mungkin saja pemilik barang-barang itu adalah milik orang-orang yang bukan berasal dari Miryang. Engga ada satu orang pun warga yang mengecek barang-barang itu, hal itu mengindikasikan bahwa barang-barang itu adalah bukan milik penduduk Miryang. Bagaimana hal itu terjadi, barang-barang itu ditemukan di hutan di wilayah Miryang dan trio ahjusshi mengatakan bahwa barang-barang itu bukan milik warga Miryang. Ada hal yang aneh di sini, ungkap Eun Oh seraya pergi meninggalkan trio Ahjusshi.


Engga ada satu pun warga yang ingin terlibat masalah dengan Officer Choi. Wilayah pemerintahan Miryang adalah wilayah kekuasaan Officer Choi. Apapun yang terdapat di sana, apapun yang terjadi di kediaman atau struktur pemerintahan, engga boleh ada yang turut campur. Warga Miryang akan selamat bila mereka mematuhi perintah dan menjauhi diri dari melakukan pengusikan terhadap urusan pemerintahan. Itulah kenapa, para warga enggan untuk berdatangan ke kediaman hakim dan lebih memilih untuk membiarkan misteri yang terjadi terlewatkan begitu saja.


Dol Swi mendengar semua pembicaraan yang dibicarakan oleh trio Ahjusshi. Ia geram mendengar hal itu. Miryang benar-benar bukan tempat keadilan. Dol Swi segera melaporkan informasi ini pada Eun Oh.


Eun Oh tertidur di luar ruangan, berharap mungkin saja Arang datang tanpa ia ketahui. Dan ia ingin menjadi orang pertama yang menyambut kedatangan Arang. How sweet. Sebenarnya tubuhnya masih terlalu lemah untuk melakukan aktifitas-aktifitas seperti biasanya. Ia kelelahan dan rasa sakit di lengannya belum juga hilang. Dol Swi yang melihat tuannya tertidur langsung berubah panik. 


Tapi Eun Oh tetap berpura-pura bahwa ia telah pulih. Miryang benar-benar aneh, warganya membiarkan misteri tetap tertutup rapat. Mereka sama sekali engga memiliki keinginan untuk mencari kebenaran dari misteri yang ada di wilayah mereka. Hidup tenang mereka sepertinya lebih berharga ketimbang melakukan pemberontakan demi terkuaknya misteri yang terselubung.

Bukankah, Eun Oh juga seperti itu, ungkap Dol Swi. Dulu, Eun Oh sama sekali engga peduli dengan urusan orang lain, berbeda dengan saat ini, ia bahkan menjadi satu-satunya orang yang terlibat dengan semua misteri yang terjadi di Miryang.


Tentu saja, Eun Oh mengiyakan. Sikapnya berubah karena seseorang. Seseorang yang memiliki ambisi untuk mengetahui alasan dari kematiannya. Seseorang yang mengorbankan diri hanya untuk dapat bertemu dengan kaisar langit dan memohon agar penyebab dari kematiannya dapat terkuak. Ada senyum di bibir Eun Oh tiap kali ia mengingat Arang.


Malam harinya, tepat di bawah sinar bulan purnama, Eun oh belum juga terlelap. Ia melihat langit dan masih mengharapkan kedatatangan Arang. Tapi, orang yang ia tunggu-tunggu engga datang juga. "Amnesia, sebenarnya kau ada dimana?"



Malam itu, Joo Whal masih tetap menjaga Arang. Rasa penasaran yang dirasakan Joo Whal membuatnya terus menerus menatap Arang yang tengah tertidur pulas. Sebenarnya ada apa dengan wanita yang ada dihadapannya, dan kenapa Shaman tertinggi menyuruhnya untuk melakukan tugas seperti itu. Ungkap Joo Whal yang sama sekali belum mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi.


Shaman berada di ruang rahasia miliknya. Kali ini bukan lagi dua kendi keramat yang tertata di pelataran utama, tapi sebuah box besar berisi dua pedang. Ia mengumpulkan kekuatan terbesarnya, seluruh kekuatan hitam bersatu di tangan Shaman. Aura hitam pekat itu menyelubungi kedua tangannya yang kemudian mengeluarkan tetesan darah.


Sebagai penadah tetesan-tetesan darah tersebut, dua jimat berpetuah berada di bawah kendali kekuatan hitam. Kedua pedang itu menjadi immortal karena jimat berkekuatan hitam disematkan tepat di sanggahan pedang. 



Kekuatan pedang itu perlu diuji, dan ini adalah saat yang tepat untuk menguji kekuatan hitam dari pedang tersebut. Shaman memanggil dua pengawal andalannya, ia menyerahkan pedang itu dan sedetik kemudian, dalam selubungan asap hitam, dua pengawal itu menghilang.



Mitos-mitos mengenai bulan purnama memang benar adanya. Hal-hal yang menakutkan akan terjadi di setiap bulan purnama. Malam itu, sebuah kejadian pembunuhan terjadi di pedalaman hutan. Seorang anak kecil menangis keras saat mengetahui ibunya terbunuh setelah berhasil melindungi anaknya dari seorang bandit.



Saat itu juga, roh ibu dan bandit yang sudah terbunuh itu bangkit. Kemudian, tambang merah segera mengikat mereka. Tambang milik para utusan dari neraka itu tiba-tiba terputus karena kehadiran dua utusan dari Shaman. Pedang milik Shaman yang sudah dimantrai dengan mantra terkuat memang benar-benar ampuh, hanya sekali tebas dan tanpa perlawanan lebih lanjut, kedua utusan dari neraka itu langsung mati dan menghilang melebur dengan udara.



Engga sampai di situ, Neraka mengutus pengawal yang lain untuk menghadapi dua pengawal Shaman. Kekuatan dari kedua pedang yang dimiliki oleh para pengawal Shaman sama seperti kekuatan lebih dari ratusan utusan pengawal dari Neraka. Engga heran, mudah sekali bagi pengawal Shaman untuk mengalahkan para utusan dari neraka. Hanya dengan sekali tebas, utusan dari neraka langsung menghilang dan rohnya musnah begitu saja.


Moo Young datang di waktu yang tepat, perlawanan yang tangguh dilakukan oleh Moo Young. Moo Young memiliki kemampuan berpedang ribuan kali lipat lebih hebat bila dibandingkan dengan para pengawal Shaman tersebut. Moo Young berhasil melenyapkan satu pengawal Shaman dan kehilangan yang lain.


Mengetahui bahwa ia engga dapat mengalahkan Moo Young, satu orang pengawal Shaman itu melarikan diri dengan membawa roh bandit bersamanya. Moo Young kalah langkah saat hendak mengejar utusan shaman tersebut. Ia hanya memperhatikan dengan tajam ke arah perginya utusan Shaman dan roh sang bandit.



Moo Young mengetahui sesuatu. Mengenai pedang itu, pedang milik salah satu utusan Shaman yang berhasil dikalahkan olehnya, pedang yang sudah dimantrai itu saat ini tergeletak di tanah dan Moo Young mengambil pedang untuk mengetahui kekuatan pedang tersebut.


Utusan shaman kembali menghadap Shaman. Masih di dalam ruang angker rahasia miliknya, Shaman mengutuk Moo Young karena selalu saja mengacaukan keadaan. Ia menanyakan pada utusannya mengenai kekuatan pedang yang sudah ia mantrai, tanpa berkata apapun utusan itu memberikan anggukan sebagai jawaban bahwa pedang itu memang memiliki kekuatan luar biasa.




Dengan hilangnya satu utusan pengawalnya, Shaman membutuhkan roh lain sebagai pengganti posisi pengawalnya yang sudah terkalahkan tersebut. Shaman memiliki rencana untuk menjadikan roh bandit sebagai salah satu pengawalnya. Ia mendekati roh bandit, memegang bagian kening dari bandit lalu memantrainya. Roh-roh jahat menyelubungi bandit dan kendi mulai bergetar, sekejap kemudian, roh hitam yang berasal dari bandit masuk ke dalam kendi keramat. Ritualnya berjalan dengan berhasil, Shaman pun tersenyum puas.



Moo Young kembali menghadap Raja Neraka dan Kaisar Langit. Kali ini kedatangannya membawa berita buruk. Moo Young menyerahkan pedang yang ia temukan. Pedang itu memiliki segel dengan kekuatan yang besar, ukiran penahannya memiliki kekuatan untuk menghancurkan jiwa dengan satu kali tebas. Kaisar langit memperhatikan dengan saksama bentuk dari ukiran di pedang tersebut.


Sedangkan Raja Neraka, betapa marahnya ia saat mengetahui bahwa shaman berhasil memanfaatkan kekuatan hitam untuk mengacaukan peraturan dan utusan-utusan dari neraka. Kaisar langit mengetahui dengan pasti alasan dibalik dibuatnya pedang tersebut oleh Shaman. "Ia pasti merasa sangat terancam sehingga ia mengeluarkan rencana dan membuat pedang seperti ini. Dan juga, kekuatannya perlahan sudah kembali pulih." ungkap Kaisar langit.


Di kerajaannya, Raja Neraka melampiaskan rasa kesalnya dengan berteriak hingga menggemparkan seisi kayangan. Ia benar-benar marah besar, seolah-olah shaman menantang kekuatannya. Raja neraka menggebrak kursi tahta kaisar kerajaan nerakanya.



Ini kali pertama setelah sekian lama, Kaisar langit melihat raja Neraka marah seperti itu, ucap Kaisar langit menanggapi amarah Raja Neraka. Banyak pertanyaan yang menyelubungi otak Moo Young. Ia mengungkap pembicaraan Raja Neraka dan Kaisar langit beberapa waktu lalu mengenai kekuatan seseorang yang telah kembali. Apakah itu berarti, dalang dari semua ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan juga, bila kaisar langit mengatakan seperti itu, bukankah itu berarti Raja Neraka dan Kaisar langit sudah mengetahui siapa dalang dari semua kekacauan yang terjadi terhadap para roh di bumi.


Bila Raja Neraka dan Kaisar langit sudah mengetahui hal tersebut, bukankah ini saatnya bagi mereka untuk menangkap langsung dalang tersebut. Apa lagi yang harus ditunggu, bukankah bila mengulur-ulur waktu lagi kekuatan dalang tersebut dapat terus meningkat. Ungkap Moo Young tanpa mengetahui bahwa dalang dari semua permasalahan adalah shaman tertinggi. "Untuk mengetahui siapa dalang dibalik semua kekacauan ini adalah tidak penting. Yang terpenting adalah segera menangkap seseorang itu dengan menggunakan langkah yang tepat." jawab Kaisar langit dengan bijak.

Kaisar langit heran dengan banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Moo Young. Engga seperti biasanya, Moo Young hanya mengerjakan pekerjaannya sebagai utusan dari neraka tanpa mempertanyakan apapun, tapi kali ini, ia sangat ingin mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi.


Kembali ke bumi, setelah beristirahat beberapa saat, ia langsung beranjak untuk kembali mencari keberadaan Arang. Ia kembali engga mengindahkan nasehat Dol Swi. Eun Oh keluar dari wilayah pemerintahan tanpa menghiraukan beberapa orang warga yang tengah berkumpul untuk meminta bantuan dirinya.



Eun Oh pergi begitu saja, hal itu membuat para warga yang berkumpul kebingungan. Mereka datang ke wilayah pemerintahan untuk meminta bantuan Eun Oh. Sebagai perantara, Dol Swi mengatakan dengan sejujurnya, bahwa niat awal kedatangan Eun Oh ke Miryang sama sekali engga berkaitan dengan kedudukannya sebagai hakim. Jadi, bagaimanapun para warga  memohon untuk mendapat bantuan dari Eun Oh, semuanya akan sia-sia karena Eun Oh engga akan mempedulikan mereka. Dol Swi pergi meninggalkan para warga yang saling berbisik.

Ia meyakinkan dirinya bahwa apa yang baru saja ia katakan memang benar. Eun oh datang ke Miryang hanya untuk mencari ibunya. Dan kalaupun ibunya sudah dapat ditemukan, maka Eun Oh akan pergi dari Miryang dan kembali menjadi majikan Dol Swi seperti biasanya.



Eun Oh sampai di perbatasan ujung sungai di luar kota Miryang. Engga ada tanda-tanda keberadaan Arang di sana. Seraya menahan sakit, Eun Oh berpikir, kemana Arang akan pergi, sedangkan Arang engga memiliki tempat lain selain wilayah pemerintahan. Rasa kecewanya bertambah saat otaknya memberikan kemungkinan tempat lain yang akan didatangi oleh Arang. Kediaman Joo Whal, mungkin saja. Eun Oh kembali memacu kudanya dengan cepat.



Di kediaman Joo Whal, Arang terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia melihat ke sekelilingnya dan ia mengingat bahwa ia tengah berada di rumah milik bangsawan Joo Whal. Arang harus segera kembali ke kediman hakim dan menemui Eun Oh. Ia keluar dari kamar untuk berpamintan pada Joo Whal. Eun Oh memanggil-manggil Joo Whal, berharap seseorang menjawab panggilannya. Tapi, di rumah sebesar itu, engga ada satupun orang yang mendiaminya.



Arang mencari Joo Whal di semua tempat, tapi ia gagal menemukannya. Kemudain teruntas sebuah ide untuk menanyakan para hantu tentang dimana keberadaan Joo Whal.


Arang tersenyum dengan idenya sendiri, bukankah itu lebih mudah ketimbang mencari Joo Whal dengan dirinya sendiri. Alhasil Arang mencari-cari para hantu yang bergentayangan di rumah Joo Whal.



Ini aneh, engga ada satupun hantu di rumah itu. Di tempat pembuatan anggur, engga ada hantu penunggu anggur. Tepat di perapian dapur, Arang engga juga menemukan hantu penjaga perapian. Kemana semua hantu-hantu itu. Arang berpikir keras. Di rumah sebesar ini, engga ada satupun manusia ataupun hantu. Terasa janggal bagi Arang.


Arang melewati perbatasan gerbang dan tanpa sengaja, ia melihat sebuah jalan kecil menuju ke suatu tempat. Rasa penasaran yang dimiliki Arang membuatnya melangkahkan kaki untuk mendekati tempat itu. Jalan setapak itu terlihat sangat mencurigakan bagi Arang, engga heran dengan semangat yang dimiliki Arang, ia menyusuri jalan setapak tersebut.



Jalan setapak yang dipinggirannya di penuhi oleh hutan bambu itu mengarah ke sebuah gubuk kecil. Tempat persembahayangan milik Shaman. Arang berjalan ke arah yang salah, engga seharusnya ia menyusuri jalan setapak itu, karena nyawanya dalam bahaya saat ini.



Sampai akhirnya Arang menemukan dua buah gapura yang terbuat dari bambu. Arang mengetahui bahwa di gapura bambu tersebut terdapat mantra. Arang hendak menyentuh mantra yang tertulis di bambu tersebut, namun kedatangan Officer Choi membuat dirinya mengundurkan niatnya.



Melihat orang asing di tempat rahasia seperti ini, membuat officer choi berubah menjadi sangat marah. Apa yang dilakukan oleh perempuan seperti Arang di tempat seperti ini?! Siapa yang menyuruhnya datang ke tempat ini dan siapa orang yang mengizinkannya menyusuri bukit bambu ini. Tanya Officer choi seraya memegang pergelangan tangan Arang dengan sangat kuat. Arang terkejut mendengar bentakan Officer Choi seperti itu. Di sisi lain, ia juga merasa ketakutan dan merasa bersalah karena dengan seenaknya memasuki wilayah orang lain tanpa seizin siapapun.


Arang memberontak, "Hey orang tua, kenapa kau menanyakan banyak pertanyaan di satu waktu?!" kesal Arang seraya menghempaskan tangannya. Untung saja, Joo Whal datang di waktu yang tepat. Ia membiarkan Arang berlindung di balik punggungnya. Ia mengatakan pada Officer Choi bahwa Arang adalah tamunya, ia tanpa sengaja mendatangi tempat ini hanya untuk mencari keberadaan Joo Whal. Ungkap Joo Whal membela  Arang


Siapapun itu, entah itu tamu atau bukan, bila seseorang sudah melewati batas wilayah ini maka orang itu engga diperbolehkan keluar. Officer Choi mengingatkan Joo Whal mengenai hal itu, ini berarti Arang harus menemui Shaman tertinggi untuk meminta persetujuan apakah Arang dapat dibebaskan atau tidak.


Engga ingin terjadi hal yang buruk pada Arang, ia berbisik seraya mengancam Officer Choi. Joo Whal mengingatkan mengenai kejadian beberapa waktu lalu, kejadian saat istri Officer Choi memasuki wilayah ini dan hidupnya engga bisa lagi diselamatkan karena ia mendapat hukuman dari Shaman Tertinggi. Istri Officer Choi mati karena Officer Choi membiarkannya memasuki daerah kekuasaan Shaman tertinggi.

Mengingat kejadian itu, Officer Choi membiarkan Joo Whal membawa Arang keluar dari wilayah itu. Joo Whal menggenggam tangan Arang, dan mereka berjalan cepat menuju gerbang. Joo Whal berada di waktu yang tepat, ia berhasil lolos dari Shaman Tertinggi.


Shaman merasakan kehadiran Arang, tapi ia gagal mengejar keberadaan Arang. Ia tahu apa yang baru saja Joo Whal lakukan, melindungi Arang dari dirinya dan hal itu dianggap sebagai pemberontakan bagi Shaman Tertinggi. Shaman geram dan mulai mengutuk Joo Whal.


Arang meminta maaf pada Joo Whal karena sudah memasuki wilayah itu, tujuannya hanya ingin mencari Joo Whal. Joo Whal yang mengerti keadaan Arang memberikan alasan bahwa mungkin karean ayahnya sedang tidak enak badan, itulah kenapa ia marah-marah seperti itu. Joo Whal berharap, Arang engga merasa terkejut dengan kejadian seperti itu. Arang tersenyum dan berkata bahwa ia memiliki hati yang kuat, jadi mustahil baginya untuk merasa terkejut hanya karena masalah sepele seperti itu.

Dari kejauhan, Officer Choi memperhatikan Joo Whal dan Arang. Wajah Arang mengingatkan Officer Choi terhadap seseorang. "Sepertinya aku mengenal gadis itu." ucap Officer Choi yang belum terpikirkan olehnya bahwa gadis yang ada dihadapannya adalah Lee Seo Rim, tuangan Joo Whal.



Joo Whal menawarkan Arang, agar para pengawal dapat mengantarkannya pulang. Arang menolak kebaikan Joo Whal dan ia engga lupa untuk berterimakasih untuk semua kebaikan Joo Whal yang sudah memperbolehkannya menginap semalam. Arang membungkukkan badannya untuk mengucapkan salam perpisahan, ia berharap semoga mereka dapat bertemu kembali.

Sebelum Arang melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Joo Whal, tanpa sengaja arah pandangya menangkap sesuatu yang sepertinya ia kenal...


Sebuah pelataran, dan kenangan suara Eun Oh. Jantungnya yang berdetak sepersekian detik lebih cepat dari biasanya, rasa sakit di bagian jantungnya itu membuat Arang mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Eun oh mengantarkannya ke kediaman tunangan dari Lee Seo Rim.


Pria yang duduk di pelataran saat itu adalah pria yang merupakan tunangan Lee Seo Rim, nama dari pria tersebut adalah Joo Whal. Saat itu Arang masih menjadi hantu, tapi ia merasakan hal yang sama seperti saat ini. Arang mengingat hal itu dengan jelas.


Arang membalikkan badannya, memperhatikan wajah Joo Whal lekat-lekat. Dengan ragu, Arang menanyakan nama Joo Whal. Ia ingin memastikan, apa ingatannya itu adalah benar.


Joo Whal menjawab dengan ringan bahwa ia adalah putra dari Officer Choi, Choi Joo Whal. Mendengar hal itu, Arang bertambah gugup. Jantungnya yang berdetak cepat membuatnya sulit bernafas.


Arang ingin memastikan untuk kedua kalinya, apakah Joo Whal mengingat dirinya, dirinya sebagai Lee Seo Rim, mantan tunangan dari Joo Whal. Apa ia dan Joo Whal pernah bertemu sebelumnya? tanya Arang. Tentu saja, di tempat pemakaman Lee Seo Rim, mereka bertemu pertama kali.


Mengetahui bahwa Joo Whal engga mengingat dirinya sebagai Lee Seo Rim, Arang pergi begitu saja seraya menahan sakit di hatinya.

Bersambung Sinopsis Arang and the Magistrate episode 8 part 2 

Watch Full Length : High Definition


Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen