Samstag, 29. September 2012

Sinopsis Arang and the Magistrate episode 14 part 1

Sinopsis Arang and the Magistrate episode 14 part 1




Eun Oh menolak keras permintaan Joo Whal untuk dapat berbicara dengan Arang. Eun Oh menarik Arang untuk menghindari Joo Whal. Dan Joo Whal pun engga bisa berbuat apa-apa. Ia hanya terdiam dan keluar dari kantor kehakiman Miryang.



Eun Oh menatap Arang, berharap Arang mengerti dengan apa yang baru saja Eun Oh lakukan. Bila Arang engga bisa menerima perasaan Eun Oh maka jangan terima atau  berbuat baik pada orang lain, terlebih orang lain itu adalah Joo Whal.

Eun Oh : Semuanya benar-benar berbeda saat ini. Aku tidak akan mengatakan begitu saja bahwa aku akan mengikuti semua kemauanmu. Aku tidak akan melakukan hal itu. Karena aku tahu apa yang kau rasakan dengan apa yang kau utarakan adalah hal yang sangat berbeda. Aku juga tidak akan berpura-pura untuk mengerti, ataupun menerima bahkan mengacuhkan semua hal yang berkaitan denganmu.

Arang : Sebenarnya apa yang kau inginkan? Semuanya tidak serumit itu. Sederhana, aku kembali ke kayangan dan kau tetap berada di bumi. 


Eun Oh : Tidak ada hal yang sesederhana itu.
Arang : Tapi bagaimanapun semua itu yang akan terjadi. Kau mengharapkan apa lagi dari semua yang telah ditakdirkan?


Eun Oh : Ini.. Aku menginginkan hal ini. Jika aku ingin memelukmu atau menggenggammu maka aku akan melakukannya. Jika aku ingin melihatmu maka aku akan melakukannya. Jika aku ingin mengatakan sesuatu padamu, maka aku akan mengatakannya. Dan mengenai hal yang akan terjadi nanti, biarlah waktu yang membantuku untuk memikirkan hal itu.


Eun Oh memeluk Arang dengan erat, tapi Arang perlahan melepaskan pelukan Eun Oh. Dan pergi meninggalkan Eun Oh.


Arang tetap akan melakukan apa yang ingin ia lakukan, ia akan pergi ke kediaman Officer Choi untuk menemui beberapa hantu yang telah berjanji padanya untuk dapat membantunya. Di tengah perjalanan menuju kediaman Officer Choi, Arang bergumam mengenai betapa bodohnya Eun Oh, Eun Oh mengira ia mengetahui segala hal tentang diri Arang, dan pikiran seperti itu benar-benar bodoh. Eun Oh akan melakukan apapun untuk bisa berada di sisi Arang, bukankah itu hanya akan menambah luka bagi Eun Oh, pikir Arang.


Sesampainya di depan kediaman Officer Choi, ia engga menemukan satu hantu pun yang berkeliaran untuk sekedar berjaga. Kemana para hantu itu, mengapa mereka engga datang menemui Arang lagi, bukankah mereka belum benar-benar mengambil jatah makanan yang telah dijanjikan oleh Eun Oh.


Engga bisa bertemu dengan para hantu, Arang malah bertemu dengan Joo Whal. Joo Whal yang tanpa sengaja keluar dari kediamannya, langsung saja merasa khawatir melihat Arang berada di depan rumahnya. Ia khawatir bila Shaman Moo Yeon dapat merasakan kehadiran Arang, dan Shaman akan melakukan hal-hal yang engga Joo Whal inginkan terjadi pada Arang.


Dengan khawatir Joo Whal bertanya mengapa dan ada apa Arang berada di depan kediaman rumahnya, Arang hanya sekedar melewati rumah ini saja dan engga ada maksud lain, ucap Arang yang mencoba mencari alasan. Pertemuan yang kebetulan ini dimanfaatkan Joo Whal untuk  menyatakan perasaannya yang sebenarnya. Perasaan tulus yang sudah tumbuh, perasaan yang dikhususkan untuk Arang.


Joo Whal mengajak Arang ke pelataran di sebuah bukit bunga di Miryang. Dalam alunan angin, Joo Whal menyatakan semerbak rasa suka yang ia rasakan. Aiiiiiiiiiiiih elok!!

Joo Whal : Dapatkah aku memintamu untuk memberikan hatimu padaku? Mungkinkah hal itu bisa terjadi? Kalau kau dapat melakukan hal itu mungkin aku.. aku.. aku dapat sedikit merasakan bagaimana hidup dengan perasaan yang berbeda.

Ini bukan sesuatu hal yang terburu-buru, aku sudah memikirkan hal ini dan baru saat ini aku benar-benar menyadari apa yang sebenarnya aku inginkan dan perlukan.

Arang : Aku akan berpura-pura untuk tidak mendengar apa yang baru saja kau katakan. Aku pergi.


Joo Whal : Apa semua ini karena pertunanganku dengan putri dari hakim itu? Bukankah kita sudah membicarakan mengenai hal itu. Mereka mengatakan bahwa bunga akan mekar bila seekor kupu-kupu sudah hinggap di kelopaknya.

Namun, aku tidak pernah memberikan sedikitpun tempat untuk putri hakim tersebut. Jika aku tahu bahwa aku akan jatuh padamu, aku tidak akan melakukan pertunangan itu.

Bila Arang menolak perasaan Eun Oh, maka ia pun harus menolak pernyataan Joo Whal.


Bang Wool masih sibuk mengobrak-abrik seluruh koleksi buku leluhurnya. Mencari-cari buku yang menjelaskan mengenai mantra dan segel yang terdapat di guci tersebut. Buku yang di dapatnya dari generasi ke 9 leluhurnya itu engga kunjung ditemukan. Di bawah lemari, di bawah kasur, di sudut ruangan. Bang Wool engga menemukan apapun.


Sampai akhirnya Dol Swi datang. Ia membawakan kimchi dan daging hangat untuk Bang Wool. Bang Wool yang kesal karena ulah Dol Swi, menolak pemberian Dol Swi tersebut. Bang Wool marah dengan kelakukan Dol Swi yang selalu mengatakan hal buruk kepada Arang. Dol Swi menjelaskan bahwa ia juga merasa bersalah dan menyesal telah melakukan hal itu.


Ia melakukan hal itu hanya agar Eun Oh engga terluka saat nanti ia harus ditinggalkan oleh Arang. Arang akan kembali ke kayangan dan semua kenangan yang Arang tinggalkan akan membuat Eun Oh bersedih hati, pikir Dol Swi. Ia juga berjanji untuk engga melakukan hal itu lagi, ia akan bersikap lebih baik pada Arang.

Ini epic tragis. Cinta pertama Lee Seo Rim adalah Joo Whal dan berbanding terbalik, cinta pertama Arang adalah Eun Oh. Kehidupan yang dilalui Arang saat ini bukan kehidupan milik Lee Seo Rim. Ia bukan lagi seorang gadis polos anggun yang mencintai Joo Whal dengan sepenuh hatinya. Ia harus menolak cinta pertama dari cinta pertama bagi dirinya.

Ini sebuah takdir yang selaras. Saat Joo Whal membuka hatinya untuk Arang, ia harus menutup hati Arang demi dirinya sendiri. Ia engga harus membuka hatinya hanya demi cinta pertama yang dirasakan oleh Lee Seo Rim.


Arang : Bukankah ini sebuah takdir yang benar-benar selaras, Lee Seo Rim. Pria yang sangat kau cintai meminta hatiku. Tapi, tidak ada hati yang tersisa dari ku yang dapat aku berikan padanya. Maafkan aku Lee Seo Rim.



Arang pergi menemui Bang Wool. Bang Wool yang sibuk mencari buku ke 9 dari leluhurnya terkejut melihat Arang yang datang sendirian ke tempatnya. Kemana Eun Oh? Apakah kalian tengah berseteru? Bang Wool memang bukan seorang shaman tertinggi yang memiliki kekuatan magic yang dapat mengalahkan segalanya. Tapi Bang Wool mengerti tentang alur kehidupan, ia memberikan sedikit pengertiannya kepada Arang. Mengenai hubungannya dengan Eun Oh. 


Bukankah Arang merasa sangat sedih saat hari berganti hari dengan keadaan seperti ini? Apakah Arang menghindari Eun Oh dan menolak perasaannya hanya karena Arang merasa khawatir bahwa Eun Oh akan hidup menderita setelah Arang pergi? Selalu seperti itu, saat seseorang pergi maka harus ada seseorang yang tetap tinggal. Semua orang merasakan dan mengalami hal ini.

Bang Wool : Apa yang akan dilakukan oleh mereka yang pergi dan mereka yang ditinggalkan? Jika kau benar-benar memikirkan mengenai kebaikan Hakim Eun Oh maka kau harus juga meninggalkan sesuatu yang berharga bagi hakim.


Bukankah hal itu juga sama dengan apa yang akan kau dapatkan? Saat kau kembali ke kayangan, semua kenangan itu akan menjadi kekuatanmu di sana. Kau pasti berpikir bahwa kau tidak dapat menanggung rasa sakit saat kalian harus terpisahkan oleh ruang dan waktu?

Perkataan Bang Wool terus menerus terngiang di kepala Arang. Semua yang Bang Wool katakan benar-benar menohok hatinya. Bang Wool mengatakan pada Arang beberapa waktu yang lalu, "Apa kau juga berpikir bahwa hakim tidak dapat hidup dengan kepahitan kenangan yang kau tinggalkan?


Semuanya berkaitan dengan cinta dan kenangan. Kau dapat hidup bila kau memiliki salah satu dari dua hal tersebut. Hidup bersama kenangan. Jika kau tidak memiliki satu dari hal tersebut, maka kau tidak akan dapat hidup."


Di ruang rahasia miliknya, Shaman Moo Yeon marah melihat sebuah guci berisi rohnya hilang. Siapa yang mengambilnya, engga ada seorang manusia pun yang bisa menembus dinding rahasia di dalam gua bawah tanah itu selain dirinya. Shaman Moo Yeon melampiaskan kemarahannya pada Joo Whal.


Joo Whal benar-benar engga mengetahui siapa yang berani masuk ke tempat rahasia dan terlarang milik Shaman Moo Yeon. Bahkan dirinya dan Officer Choi engga memiliki keberanian untuk sekedar menengok atau mengetahui tempat apa sebenarnya ruangan itu. Begitu pula dengan para pelayan yang ada di kediaman Officer Choi, mereka engga akan melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Joo Whal kehabisan akal, siapa yang berani memasuki tempat terlarang tersebut hingga membuat Shaman Moo Yeon marah seperti ini.


Ia kemudian teringat tentang Arang. Semalam, saat secara kebetulan ia bertemu dengan Arang di depan rumahnya. Tentu saja itu bukan suatu kebetulan, keberadaan Arang di tempat itu tentu ada kaitannya dengan keberadaan Eun Oh. Joo Whal menarik kesimpulan bahwa satu-satunya orang yang sangat penasaran dengan keadaan yang dialami oleh keluarga Choi adalah Eun Oh.


Hakim Eun Oh? Bentak Shaman Moo Yeon. Eun Oh berhasil menemukan jimat yang tersegel di dekat kubangan tulang-belulang di hutan Miryang dan beberapa waktu lalu ia datang menemui Officer Choi untuk mengkonfirmasi mengenai jimat yang ia temukan, bahwa ternyata jimat itu sama dengan jimat yang terdapat di kediaman keluarga Choi.


Shaman Moo Yeon kemudian menemui Officer Choi. Semua ini karena kesalahan Officer Choi yang bertindak seenaknya terhadap semua permasalahan yang dimiliki oleh Shaman Moo Yeon. Seharusnya, Officer Choi menunggu perintah dari Shaman bukan melakukan sesuatu sesuka hatinya. Officer Choi menerima penyalahan tersebut dan ia mengakui kesalahannya. Tapi, Officer Choi memiliki kartu merah milik Shaman Moo Yeon.


Officer Choi mengetahui siapa sebenarnya Arang dan kenapa Shaman Moo Yeon sangat menginginkannya. Bukankah Shaman ingin menjadi manusia abadi yang engga akan pernah mati dan tubuh Arang adalah cara untuk mendapatkan keabadian tersebut. Rahasia milik Shaman ini diketahui oleh Officer Choi, dan Officer Choi mengatakan bahwa ia akan membantu Shaman Moo Yeon bila Shaman mengabulkan permintaannya.


Shaman Moo Yeon geram, ia sama sekali engga menyukai sikap Officer Choi yang berani-beraninya bersikap seperti itu. Dalam kegeramannya, Shaman Moo Yeon menyuruh para utusannya untuk mencari guci yang hilang. Cari guci tersebut dan jangan sampai membuat kekacauan, lakukan dengan diam-diam tanpa meninggalkan jejak apapun.


Di kayangan, Moo Young masih memikirkan mengenai Moo Yeon. Kegagalannya melenyapkan Moo Yeon dan kekacauan apa yang akan semakin Moo Yeon lakukan selanjutnya. Kaisar langit mendekat Moo Young dan mengatakan bahwa semua ini bukan sepenuh kesalahan Moo Young. Kesalahan Moo Young dapat termaafkan dan kembali berfokuslah pada pengumpulan roh yang bergentayangan di bumi.


Tapi, apa yang selanjutnya akan terjadi bila Moo Yeon belum juga tertangkap. Kaisar langit membeberkan prediksinya. Semua akan kacau. Kombinasi keselarasan antara langit dan bumi akan benar-benar hilang kendali. Terlebih bila Shaman Moo Yeon berhasil menggunakan tubuh Arang sebagai pertahanan hidup, maka kekuatan Shaman Moo Yeon akan semakin engga terkalahkan.


Tubuh Arang yang abadi akan dipergunakannya untuk menghancurkan kestabilan bumi dan mengancam keberadaan langit. Bukan hanya jiwa-jiwa yang engga bersalah saja yang akan dikorbankan, tapi keserakahan Shaman Moo Yeon akan menghancurkan banyak hal.


Daya kekuatan bumi akan melemah dan dimensi antara roh dan manusia akan berubah menjadi engga beraturan dan engga terkendali. Untuk itu, mereka harus bertindak cepat. Apakah Eun Oh benar-benar dapat melakukannya, melenyapkan Shaman Moo Yeon? Kaisar langit sangat mempercayai manusia, namun di sisi lain rasa ketidakpercayaannya itu pun di limpahkan kepada manusia pula.

Seperti Kaisar Langit yang mempercayai Eun Oh sebagai manusia, dan Shaman Tertinggi yang mempercayai Moo Young karena pertalian darah mereka.



Malam harinya, tugas yang diberikan oleh Shaman Moo Yeon dilaksanakn oleh para utusannya. Dengan kekuatan menyelinap dan menghilang dalam waktu sekejap mereka menggeledah seluruh ruangan yang terdapat di wilayah kediaman kehakiman yang ditempati oleh Arang dan Eun Oh. Mereka mencari di segala sudut, di kamar Arang dan di kamar Eun Oh. Tentu saja mereka engga menemukan apapun, karena mereka sama sekali engga mengetahui bahwa guci yang tengah mereka cari berada di tempat Shaman Bang Wool.


Eun Oh dapat merasakan kehadiran para roh utusan Shaman Moo Yeon tersebut. Ia terbangun saat teringat keselamatan Arang. Setiap kali seseorang berusaha untuk berbuat buruk pada Arang maka entah bagaimana Eun Oh dapat merasakan hal tersebut. Lekas setelah ia merasa sangat khawatir pada Arang, Eun Oh pergi menuju ke kamar Arang.


Ia membuka pintu dan mendapati Arang yang masih tertidur pulas tanpa terusik oleh decitan suara pintu. Engga ingin terjadi apa-apa pada Arang, sampai pagi Eun Oh tertidur di depan pintu kamar Arang. Aww sweet!



Di pagi harinya, Eun Oh yang tertidur dan menyandarkan diri di pintu kamar Arang, membuat Arang kesulitan untuk membuka pintu. Sampai akhirnya, tendangan keras Arang pada pintu membuat  Eun Oh yang bersandar di pintu tersebut terjungkal. Eun Oh merintih kesakitan, punggung preciousnya itu benar-benar terasa akan patah.



Arang heran dengan keberadaan Eun Oh di depan kamarnya, ada apa. Seharian kemarin Arang bergantian mengacuhkan Eun Oh dan Eun Oh engga ingin hal itu terjadi lagi pagi ini. Dan juga, ia engga ingin melihat Arang kabur seenaknya, maka dari itu, Eun Oh sengaja menunggu Arang sampai pagi di depan kamarnya. Dan lagi, semua hal yang Eun Oh katakan, Eun Oh engga akan pernah menarik ucapannya, yang akan ia lakukan hanya menunggu. Yeap, menunggu.



Mereka kemudian membicarakan mengenai para hantu yang mereka pekerjakan, kemana para hantu itu pergi. Ini sudah lebih dari seminggu dan engga ada satupun dari mereka yang menampakkan diri. Padahal upah mereka belum benar-benar mereka ambil, mustahil bila mereka pergi tanpa mengambil upah yang telah disediakan oleh Eun Oh. Apa mereka lenyap karena pengaruh dari segel yang terdapat di kediaman Officer Choi?


Engga terlepas dari siapa yang memiliki kekuatan magic seperti itu. Tentu saja bukan diantara dua manusia bermarga Choi tersebut,  entah itu Officer Choi atau Choi Joo Whal. Mereka bukan dalang dari semua kekuatan magis ini. Kalaupun Officer Choi memiliki kekuatan sihir hitam, maka ia akan mengetahui dengan mudah siapa sebenarnya Arang. Tapi sepertinya Officer Choi engga menaruh curiga terhadap Arang, pikir mereka yang belum mengetahui bahwa Officer Choi sudah mengetahui segalanya.


Bukan juga Joo Whal, bila Joo Whal yang berada di balik semua ini, ia engga akan mengungkapkan rasa sukanya pada Arang. Mendengar hal itu Eun Oh terkejut. Benarkah Joo Whal mengungkapkan rasa sukanya pada Arang? Tenang saja, Arang engga menerima perasaan Joo Whal, sama seperti yang ia lakukan pada Eun Oh, mengabaikan perasaan kedua pria tampan itu.

Siapa lagi anggota keluarga yang tinggal di kediaman Joo Whal. Arang sama sekali engga mengingat mengenai keberadaan Shaman Moo Yeon, yang beberapa malam lalu memperkenalkan dirinya sebagai bibi dari Joo Whal. Arang melupakan hal itu.



Kemudian, Eun Oh mengadakan introgasi lebih mendalam mengenai siapa-siapa yang menetap di kediaman Choi. Salah satu trio Ahjusshi mengatakan bahwa, sebenarnya hanya Officer Choi dan Tuan Muda Joo Whal yang tinggal di rumah besar itu. Dua orang kaki tangan keluarga Choi hanya bekerja sampai batas waktu senja, dan setelah itu mereka akan pulang ke rumah masing-masing. Di malam hari, mereka hanya hidup berdua, Officer Choi dan Tuan Muda Joo Whal.


Hal besar terjadi di kantor kehakiman Miryang. Para warga pria berkumpul untuk memenuhi permintaan hakim Eun Oh. Pfft.. Eun Oh menyuruh trio Ahjushsi menyebarkan pengumuman bahwa Miryang khususnya wilayah pemerintahan kehakiman Miryang membutuhkan lebih banyak petugas keamanan, oleh karena itu mereka membuka lowongan pekerjaan bagi seluruh pria yang berada di Miryang.


Dan di luar dugaan, trio ahjusshi yang kikir hanya menyebarkan satu pengumuman tapi sepertinya seluruh pria dan kepala keluarga dari penduduk Miryang datang untuk memenuhi permintaan tersebut. Eun Oh tersenyum senang melihat betapa antusiasnya warga Miryang dalam menyambut perubahan di wilayah mereka sendiri. 



Eun Oh menyuruh trio ahjusshi untuk menerima semua warga yang telah melamar sebagai petugas keamanan. Terima semua orang, pekerjakan mereka tanpa ada pengecualian, suruh Eun Oh. Eun Oh menjanjikan bahwa pada para kandidat petugas keamanan Miryang, hidup mereka akan terjamin bila mereka berhasil menjaga keamanan Miryang dengan baik. Karena trio Ahjusshi yang bakal bertugas untuk mensejahterakan para pekerja petugas keamanan Miryang tersebut. Sedangkan Dol Swi, Dol Swi ditugaskan sebagai pelatih kekuatan.



Dan juga, kecantikan Arang menjadi perhatian para kandidat petugas keamanan Miryang. Mereka memperhatikan Arang yang berjalan cepat. Melihat hal itu Eun Oh menambahkan peraturan, "Jangan pernah memperhatikan gadis itu. Saat kalian melihatnya, angga saja ia sebagai seorang hantu." haha..
Bersambung Sinopsis Arang and the Magistrate episode 14 part 2...

Watch Full Length : High Definition


Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen