Samstag, 3. Dezember 2011

Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop episode 6 part 2

Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop episode 6 part 2










Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop episode 6 part 2 :
Eun Bi menerima telepon dari Dong Joo saat ia tengah berada di dalam taksi.

"Dong Joo. Bateraiku habis jadi tadi aku matikan sebentar. Aku di perjalanan untuk menjenguk ayah. Dong Joo, ada tumpukan buku di depan toko. Tolong bantu aku untuk menjualnya dan tukar dengan edisi baru? Aku tahu tidak akan dapat banyak jika menjualnya. Hei! Kau punya banyak uang , tidak bisakah kau belikan untukku?" ucap Eun Bi.
Chi Soo sampai di stasiun.
Ia juga berhasil melihat Eun Bi.

Dengan sekuat tenaga, Chi Soo mengejar Eun Bi.

Tapi mereka berselisih jalan..

Chi Soo bertanya pada apoteker tentang Eun Bi.

"Wanita yang baru saja dari sini, yang memiliki lengan besar. . . Kemana dia?" tanya Chi Soo dengan terburu-buru.
"Aku yakin dia pergi naik ke kereta." jawab Apoteker.
"Ah, kereta! Tapi obat apa yang dibelinya?" tanya Chi Soo.
"Apa? Aku sama sekali tidak boleh mengatakan itu. Sebagai apoteker, aku harus menghormati privasi pasien."

Chi Soo lalu menaiki kereta, dan mencari Eun Bi..

Ia memperhatikan setiap orang yang ada di dalam kereta itu.
Dari gerbong satu ke gerbong yang lainnya.

Sampai akhirnya, Chi Soo bertemu kembali dengan Eun Bi.

Flashbacknya berakhir..

" Ini benar-benar membuatku stress.." keluh Chi Soo.
Aiiiiiiiiih.. Sesuatu kecutean mendasar yang berarti banget.  


Tanpa alasan, Chi Soo merengek, menangis.
HAahaa..
Dan menyendiri..

Sampai ayahnya datang dan menanyakan keadaan Chi Soo, "Ada apa? Apa kau masih sakit? Tutupi tubuhmu dengan selimut yang benar, kenapa pakai selimut itu?" tanya Ayah Chi Soo. "Chi Soo, biar ayah lihat. Jangan sentuh aku!" 
Chi Soo masih kesal, ia terus saja menutupi wajahnya  dengan selimut pororonya.


Dengan cutenya, Chi Soo bilang, "Siapa ayahku? Aku tidak punya Ayah!" Chi Soo menunjukkan selimut pororonya. "Dia! Dia ayahku. Jika dia tidak ada, aku sudah akan mati membeku!"
" Ayah tidak mendengar teleponmu. Tapi lagipula kenapa kau pergi ke sana di tengah malam? Kenapa kau berada di stasiun Min Doong sanpada jam pagi? Dan tanpa alas kaki, tanpa sepatu. Tanpa alas kaki begitu, kau sedang hilang akal? Kau sedang jogging?" tanya Ayah Chi Soo.
"Tidak! Bukan begitu! Apa itu penting sekarang? Aku sakit!" teriak Chi Soo. 
Ayah Chi Soo membicarakan keadaan Chi Soo pada asistennya.

"Tolong cari tahu kenapa Cha Chi Soo pergi ke sana. Dan juga. . . tolong cari tahu mengenai orang itu. "Orang itu" siapa? Kau melihatnya sebelumnya, ketika Chi Soo menutupi dirinya orang yang ada di belakangnya itu. Dengan mata besar berkacamata. Mulut meruncing. Maskot itu. Orang yang disebut Chi Soo ayahnya!" tanya Ayah Chi Soo dengan polosnya. HAahaha..


"Pororo? Apa?" jawab asisten ayah Chi Soo.
"Pororu? Poruru? Dia itu apa?" tanya Ayah Chi Soo.
"Dia seekor penguin."

Di sekolah... 
Teman-teman Chi Soo mendengarkan rekaman suara Chi Soo, saat semalam ia menelpon Hyun Woo.

Teman-teman Chi Soo membentak Chi Soo. "Masih mau berbohong bahwa tidak terjadi apapun? Apa? Kau tidur di rumah? Setelah mendengar ini, kau tahu betaparepotnya kami untuk pergi mencarimu? Kenapa kau pergi ke sana? Min Doong san?"
Chi Soo, dengan gayanya yang seolah-olah engga terjadi apa-apa..

"Hei! Aku hanya penasaran dengan Min Doong san! Kenapa! Ah, sudah kubilang aku tidak suka membicarakannya, kenapa mereka terus bertanya!" jawab Chi Soo.
Hyun Woo selalu tau apapun, ia bertanya pada Chi Soo "Apa guru Intern baik-baik saja? Kemana dia?"
"Ah, dia hanya pergi ke rumah makam ayahnya......" Chi Soo kaget dengan jawabannya sendiri. "Bagaimana kau tahu kalau itu Intern?"

"Karena kau mengkhawatirkan guru?" jawab Hyun Woo.
"Apa? Hei! Hei! Apa aku gila? Kenapa aku mengkhawatirkan dia?"


"Lalu kenapa kau mengikutinya sampai kesana?" tanya Hyun Woo.
"Ah, itu karena ..karena." Chi Soo benar-benar engga bisa menjelaskan apa-apa. Tidak mungkin. Kenapa aku. . . wanita seperti dia. . . ? Bagaimana bisa? Ada banyak wanita dimana-mana!"

Chi Soo datang ke gym, menonton anak-anak junior tengah berlatih basket.

Dan tiba-tiba, semuanya berubah..
Gerombolan anak-anak junior yang tengah bermain basket, berubah menjadi eun Bi yang tengah serius bermain voli.

Chi Soo terkejut dengan halunasinya sendiri..

Sedangkan Eun Bi..
Akhirnya dengan damai, Eun Bi bisa meminum obat sembelitnya..

"Ayah, perutku benar-benar sakit, tapi kenapa ayah masih tersenyum seperti itu?"kata Eun Bi pada foto ayahnya. "Ayah, saat itu juga. . . kau tersenyum seperti ini." 

Flashbacknya dimulai..
Saat berada di pertandingan Voli, Eun Bi gagal untuk mendapatkan poin.

"Hyung, putrimu bertingkah seperti itu. . . apa yang terjadi?" tanya pelatih Seo kesal karena Eun Bi gagal mencetak poin.
"Karena dia anakku.. Yang Eun Bi melakukan hal itu, karena Yang Eun Bi sangat special." jawab Ayah Eun Bi. 

Flashbacknya berakhir...
Eun Bi berbicara pada dirinya sendiri..

"Pada waktu itu aku benar-benar merasa bahwa aku istimewa. Ayah, ketika aku bertambah dewasa, kukira aku akan jadi orang yang lebih istimewa. Tapi pada kenyataannnya tidak seperti itu. Aku makan lebih banyak dan mencoba untuk belajar dengan giat. Tapi aku tetap berakhir menyedihkan seperti ini. Di umurku saat ini, aku benar-benar merasakan kalau aku benar-benar tidak istimewa." ucap Eun Bi.
Tapi kemudian, Gang Hyuk datang..

"Apa seperti itu? Bukan seperti itu, bukan karena kau semakin tua. Itu karena kau belum bertemu seseorang yang mengatakan bahwa kau istimewa." jawab Gang Hyuk. "Kau tau arti dari tua adalah seperti ini." Gang Hyuk memeluk Eun Bi.

"Kami akan hidup bahagia bersama. Bos." ucap Gang Hyuk. 

Karena sesuatu kegalauan mendasar yang berarti banget Chi Soo membuat party dengan teman-temannya.



Di pantai, Gang Hyuk berkata "Kau istimewa, Yang Eun Bi. Saat ini, kau bukan hanya putri Yang Chul Dong, bagiku kau adalah wanita yang sangat istimewa. Aku percaya kalau kau akan menjadi wanita yang lebih istimewa dengan cara yang berbeda."

Eun Bi heran dengan kata-kata Gang Hyuk..
Eun Bi menggaruk-garuk bagian dagunya, #kebiasaan eun bi tiap kali Gang Hyuk mengatakan sesuatu yang membuatnya nyaman..

"Yah.. jangan tidur di situ" jerti Eun Bi saat melihat Gang Hyuk yang tiba-tiba membaringkan dirinya di pasir..

Karena Galau, Chi Soo mengajak So Yi untuk menonton..

Chi Soo malah menonton film yang menceritakan tentang kisah para atlet..

So Yi benar-benar heran..

Lalu, Chi Soo menyuruh So Yi untuk mengikat rambutnya, "Cobalah mengikat rambutmu."
"Rambutku? Kenapa tiba-tiba?" tanya So Yi.
"Coba saja diikat. Karena aku pikiritu akan terlihat cantik." 

Chi Soo benar-benar merindukan Eun Bi, ia bahkan mencoba membuat So Yi terlihat seperti Eun Bi.
Tapi, gagal.. Eun Bi dan So Yi benar-benar berbeda seratus delapan puluh derajat.

Karena bosan, Chi Soo mengajak teman-temannya untuk pergi ke club.

Lagi-lagi, Chi Soo berhalusinasi..

Di club, ia melihat Eun Bi tengah berlatih dengan bola volinya..

Tapi, itu hanya halusinasi dari Chi Soo saja..

Chi Soo keluar dari club, Hyun Woo mengakhwatirkan Chi Soo. "Hyun Woo. Jika aku seperti ini, rasanya aku akan dirawat di rumah sakit. Aku. . . dengan mataku sendiri. . . harus melihat wanita itu." ucap Chi Soo. 
Eun Bi dan Gang Hyuk kembali ke toko..

Di stasiun, lagi-lagi Gang Hyuk merasa sangat mengantuk.

Gang Hyuk membaringkan badannya begitu saja di aspal.. Eun Bi malu sekali dengan kelakukan Gang Hyuk. "Jangan berbaring di situ.." bisik Eun Bi.
"Aku membutuhkan tenaga." jawab Gang Hyuk.

Gang Hyuk sampai di toko, sedangkan Eun Bi memutuskan untuk berbelanja sebelum pulang ke toko.. Lalu, tanpa sengaja, Gang Hyuk bertemu dengan Ba Wool yang tengah menunggu di depan toko..
Gang Hyuk membuatkan ramen untuk Ba Wool. Ba Wool menyantap ramen itu dengan lahap.

Gang Huk berkata, "Apa kau pernah mendengar, "menjadi kenyang setelah melihat anaknya makan"?"
Ba Wool menjawab, "Bukankah itu yang dikatakan ibu ketika melihat anak-anaknya makan?"
"Benar! Dengan mengatakan itu. . . apa kau. . . ingin menjadi anakku?" tanya Gang Hyuk.
"Apa? !" 


"Apa kau ingin bekerja paruh waktu di toko ini?" tanya Gang Hyuk.
"Apa kau benar-benar pmilik toko ini?" Ba Woo curiga.. "Bagaimana dengan Noona?"
Gang Hyuk menjawab, "Aku juga yang menjadi Pemilik Noona." 

Gang Hyuk akan pergi sebentar, "Awasi toko sebentar. Aku akan pergi mengurus beberapa masalah pribadi." 
Chi Soo dan Hyun Woo sampai di toko ramen Eun Bi.

"Cha Chi Soo, kenapa kau di sini?!" bentak Ba Wool setelah ia melihat kedatangan Chi Soo.
"Dimana Intern?" tanya Chi Soo.
"Kenapa kau mencari Eun Bi Noona?" 

Masalah pribadi apa yang dimaksud Gang Hyuk tadi..

Masalah pribadi yang ia lakukan di kamar mandi, "pup"
LOL

Melihat Chi Soo datang, Ba Woo kesal.
Jadilah perkelahian antara dua negara berkebangsaan yang berbeda. LOL

"Kim Ba Wool, kenapa kau marah padaku? Aku sungguh tidak bisa mengerti. Aku dan kau mengencani Yoon So Yi. Aku bilang aku memberikanmu kesempatan yang sama!" tanya Chi Soo.
"Apa mungkin kau, mengasihaniku?"
"Kasihan? Apa itu? Pokoknya, aku tidak punya waktu bermain denganmu. Aku harus cepat-cepat bertemu Intern." jawab Chi Soo.
Hyun Woo hanya memperhatikan Ba Wool dan Chi Soo bertengkar..

"Chi Soo. Jangan main-main dengan cinta. Jika kau ingin menemui Yoon So Yi dengan pemikiran kosong begitu, cepatlah kau menyingkir!" jawab Ba Wool.

Perkelahian terus berlangsung..

Sampai akhirnya..
Hampir saja Chi Soo tertiban Lemari, tapi Chi Soo terselamatkan karena bantuan Gang Hyuk.

Hyun Woo sibuk membereskan barang-barang yang berantakan, sedangkan 
Ba Wool, Chi Soo dan Gang Hyuk mengadakan rapat resmi. LOL..

"Aku minta maaf." Kata Ba Wool.
"Itu sama sekali tidak bisa dicegah. Ada pepatah, jika kau menggigit setiap jarimu, kau tidak akan merasakan sakit. Aku akan menganggapmu sebagai jari kakiku. " jawab Gang Hyuk. Maksud yang diucapkan gang Hyuk bahwa ia tidak akan memihak pada satu orang, semuanya akan mendapat apa yang mereka inginkan.

Gang Hyuk menunjuk ke arah Ba Wool seraya berkata "Anak pelarian."
" Anak malaikat." panggilnya untuk Hyun Woo.
"Dan Park Chi Soo." tunjuk Gang Hyuk pada Chi Soo.
"Kalian bertiga dikirimkan padaku, dan mulai hari ini adalah anak-anakku.  Kamar termasuk tempat tinggal, dan ramen tak terbatas!" Gang Hyuk memperlihatkan kontrak kerja paruh waktu yang dibuatnya. Gang Hyuk mencoba mengajak Chi Soo, Ba Wool dan Hyu Woo untuk bekerja paruh waktu di toko ramen milik Eun Bi.

Eun Bi datang.. Chi Soo bersorak, ia berkata "Intern! Intern, kau tahu betapa banyak masalahyang kulalui untuk menemuimu....."
Tapi Eun Bi malah mengomeli Chi Soo, "jangan datang mendekati aku, Cha Chi Soo. Kau benar-benar membuat seluruh bagian perutku terasa sakit! Kenapa kau melakukan ini? !"

Eun Bi memberikan panci ramen pada Chi Soo.

" kenapa seperti ini. . " tanya Chi Soo.
"Bukankah ini yang kau inginkan?" ucap Eun Bi seraya memberikan panci ramen. "Bahkan mengikutiku hingga ke kereta, bukankah ini yang kau inginkan? Pukul saja aku dengan panci ramen ini! Kau bilang karena aku, kau jadi penuh amarah." 
"Tidak hanya membuatku dipecat. Kau juga menghalangiku menemui ayahku. Dan sekarang kau membuat kekacauan di toko? Pukul aku. Pukul aku seperti yang kulakukan. Pukul aku sepuas hatimu. Dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi." kata Eun Bi dengan meninggikan suaranya..

Chi Soo engga habis pikir kalau ia akan mendapatkan perlakuan seperti ini..
Padahal, ia rindu berat pada Eun Bi.

Chi Soo berjalan ke arah toko..

"Apa benar wanita itu juga bekerja paruh waktu disini?" tanya Chi Soo pada Gang Hyuk. Wanita itu adalah Eun Bi.

"Tentu saja. Dia itu adalah istriku. " jawab Gagn Hyuk.
"egitu? Baik kalau begitu. Aku juga akan melakukan ini. Aku akan bekerja paruh waktu di tempat ini." jawab Chi Soo. 

Gang Hyuk berkata, "Jadi prekrutan pegawai paruh waktu di toko ramen Eun Bi, sudah diputuskan! Semua pegawai sudah di pekerjakan."

Gang Hyuk dan Chi Soo berjabat tangan, menyepakati kontrak kerja paruh waktu di toko ramen Eun Bi.

 "Jangan memanggilku paruh waktu." ucap Chi Soo. Ia mencoba menyindir Eun Bi. "Panggil aku Intern. Atau Panggil aku Oppa."
Bersambung.. 

Behind The Scene.. 
Omo.. 
Sesuatu kecutean mendasar yang berarti banget.  

Watch Full Length : High Definition


Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen